Itulahyang dapat kami bagikan terkait contoh taplak meja dari kain perca. Membuat taplak meja dari kain perca tanpa mesin jahit perca bisa dilakukan hanya dengan cara manual namun tetap cantik. Cari taplak meja antik atau seprai dari toko barang bekas ketimbang hanya mengandalkan pilihan bahan dari toko perlengkapan menjahit di tempat
Cara Membuat Taplak Meja Guru Dari Kain Flanel Taplak Meja Tekstil Postingan populer dari blog ini Langkah Langkah Membuat Taplak Meja Dalam Bahasa InggrisArti Mimpi Taplak MejaTaplak Meja Dari Pelepah PisangMembuat Taplak Meja Dengan Teknik Aplikasi Perca Adalah Cara Membuat Taplak Meja Guru Dari Kain Flanel Cara Membuat Taplak Meja Guru Dari Kain Flanel adalah artikel yang barangkali sedang kau telusuri. Sangatlah normal, karena Cara Membuat Taplak Meja Guru Dari Kain Flanel adalah informasi yang amat krusial untuk diketahui. Disamping kamu, barangkali terdapat banyak orang yang turut memerlukan pengetahuan ini. Kami ingin, informasi kilat ini dapat bermanfaat bagi dikau. Jangan lupa agar sampeyan memberi komentar seputar Cara Membuat Taplak Meja Guru Dari Kain Flanel di akhir ulasan artikel ini. Sayangnya dg berat hati perlu kita katakan bahwasanya artikel tersebut tiadalah sempurna. Masih ada berbagai perihal yang butuh kami benahi dahulu untuk memberikan visualisasi komplit bagi kamu. Information-information yang tersedia juga belumlah mencukupi agar menjadi artikel valid dan memuaskan bagi kamu. . Taplak Meja Tekstil Tentang bilamana anda menginginkan artikel Cara Membuat Taplak Meja Guru Dari Kain Flanel pastinya amat beraneka. Karena separuh kalangan menginginkannya segera, namun terdapat juga yg tak begitu terburu2. Apapun sebabnya, di sini kau dapat menelisik informasi tersebut dengan percuma. Kakak tak usah membelanjakan uang, selain koneksi net dan listrik. Bahkan selain tulisan Cara Membuat Taplak Meja Guru Dari Kain Flanel, kakak pastinya boleh memperhatikan beragam koleksi makalah lain yg terkait. Tiada terlalu jika sebagian orang berlama-lama menjelajah situs ini. Jika hendak menghubungi pengarang, segera saja kontak di nomor yg sudah disediakan. Postingan populer dari blog ini Langkah Langkah Membuat Taplak Meja Dalam Bahasa Inggris Apabila kamu tengah mencari informasi tentang Langkah Langkah Membuat Taplak Meja Dalam Bahasa Inggris, kamu ada di wilayah yg pas. Sangatlah biasa, karena Langkah Langkah Membuat Taplak Meja Dalam Bahasa Inggris merupakan informasi yg amat esensi supaya diketahui. Disamping kakak, mungkin ada banyak insan yang turut membutuhkan pengetahuan yg ini. Kami berharap, artikel kilat yg ada di sini bisa bermanfaat bagi kamu. Jika sempat, harap supaya kamu memberi saran seputar Langkah Langkah Membuat Taplak Meja Dalam Bahasa Inggris di akhir tulisan artikel ini. Artikel tentang Langkah Langkah Membuat Taplak Meja Dalam Bahasa Inggris mungkin amat diperlukan bagi sejumlah manusia. Dengan menemukan artikel Langkah Langkah Membuat Taplak Meja Dalam Bahasa Inggris, sebagian orang bisa bernafas lega karena telah mendapatkan pengetahuan yang dibutuhkannya. . Tutorial Membuat Taplak Meja Dari Sedotan Aqua Tentang kapan orang membutuhkan informasi Langkah Langkah Membuat Taplak Meja Dalam Bahasa Arti Mimpi Taplak Meja Arti Mimpi Taplak Meja adalah artikel yg barangkali sedang sampeyan cari. Amatlah wajar, karena Arti Mimpi Taplak Meja ialah pengetahuan yang sangat esensi untuk diketahui. Selain kau, mungkin ada bejibun orang yg juga membutuhkan informasi ini. Kita berharap, informasi singkat ini bisa bermanfaat bagi kau. Jika sempat, harap untuk sampeyan memberi saran seputar Arti Mimpi Taplak Meja di bagian bawah ini. Artikel seputar Arti Mimpi Taplak Meja barangkali sangat dibutuhkan bagi sejumlah manusia. Dg menemukan artikel Arti Mimpi Taplak Meja, beberapa insan bisa tidur nyenyak karena sudah memperoleh pengetahuan yang dibutuhkannya. . Cara Buat Taplak Meja Dari Kain Flanel Tentang bilamana anda memerlukan makalah tentang Arti Mimpi Taplak Meja juga sangat bermacam. Sebab sebagian orang menginginkannya segera, namun terdapat juga yg tidak begitu tergesa2. Apapun motivasinya, di tempat ini kamu dapat melihat artikel tersebut dengan percuma. Anda tidak perlu membelanjakan biaya, kecuali konek Taplak Meja Dari Pelepah Pisang Apabila kau tengah mencari artikel mengenai Taplak Meja Dari Pelepah Pisang, dikau ada di surface surface area yang tepat. Amatlah normal, karena Taplak Meja Dari Pelepah Pisang adalah informasi yg sangat penting supaya dipahami. Disamping kau, mungkin terdapat banyak insan yang juga membutuhkan pengetahuan ini. Kami berharap, makalah kilat yg ada di sini dapat bermanfaat bagi dikau. Jika sempat, harap supaya sampeyan memberikan saran seputar Taplak Meja Dari Pelepah Pisang di bagian bawah artikel ini. Barangkali kamu merasa penasaran, apa pasal artikel yang tersedia di sini tiada terlalu sempurna. Hal tersebut disebabkan halaman itu belumlah sempurna full. Terdapat sebagian perihal yg perlu dikerjakan oleh penulis yg membuat tersebut tidak sanggup dikerjakan secara seksama. Maka karenanya kakak mungkin perlu puas dengan artikel yg terdapat pada halaman itu. . Cara Membuat Taplak Meja Dalam Bahasa Inggris Tentang bilamana netizen menginginkan makalah tentang Taplak Meja Dari Pelepah Pisang past
Bukuini menyajikan tentang jahit dengan materi teknik jahit perca, tindas dan aplikasi, pengetahuan bahan dan alat, pengolahan bahan, pembuatan pola hingga menjadi suatu karya yang memiliki manfaat. Kreasi Kain Perca Tanpa Mesin Jahit Taplak Meja Dari Kain Perca Patchwork Table Cloths Easy Youtube from pada dasarnya
ArticlePDF AvailableAbstractKebanyakan masyarakat memandang bahwa lansia adalah kelompok yang tidak produktif. Apalagi bila lansia tersebut disertai dengan disabilitas tertentu. Sebagian besar masyarakat memandang bahwa di usia yang makin lanjut, individu yang bersangkutan lebih menyusahkan karena tidak banyak yang dapat mereka lakukan. Namun demikian pemerintah telah menaruh perhatian khusus untuk para lansia dengan menerbitkan Undang-undang Republik Indonesia pada pasal 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia. Ini berarti bahwa lansia terutama yang dipandang masih potensial seyogyanya terus diberdayakan agar tetap produktif dalam masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan 1 kemampuan produktivitas lansia berkebutuhan khusus sebelum diberi pelatihan membuat taplak meja dari kain perca dan 2 kemampuan produktivitas lansia berkebutuhan khusus setelah diberi pelatihan membuat taplak meja dari kain perca. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif metode eksperimen. Desain penelitian menggunakan desain One Group Pretest-Postest. Sedangkan variabel yang digunakan adalah variabel bebas yakni pelatihan membuat taplak meja dari kain perca dan variabel terikat yakni kemampuan produktivitas lanjut usia. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif dengan penyajian data berupa tabel, grafik dan perhitungan persentase. Subjek penelitiannya adalah 2 orang lansia berkebutuhan khusus berusia 62 tahun dan 67 tahun. Kegiatan pelatihan dilaksanakan sebanyak 6x dengan durasi waktu 60 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan membuat taplak meja dari kain perca diperoleh nilai pre-test untuk subjek MS 47,5% dan subjek PS 57,5%. Sedangkan nilai postets subyek MS 80% dan subyek PS 87,5%. Jika dibandingkan hasil pre-test dan postest maka terdapat perubahan, yang berarti ada peningkatan produktivitas lansia setelah mendapat pelatihan. Peningkatan ini adalah MS mengalami peningkatan sebesar 32,5% dan PS sebesar 30%. Rata-rata peningkatan pada kedua subyek adalah 3,5%. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. 87 MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS LANSIA DALAM MEMBUAT TAPLAK MEJA DARI KAIN PERCA MELALUI PELATIHAN DI BHAKTILUHUR MALANG Klemensia Nini*1, Maria Imelda Kofi2 1Dosen Prodi Pelayanan Pastoral Malang-Indonesia 2Mahasiswa Prodi Pelayanan Pastoral Malang, Sekolah Tinggi Pastoral Yayasan IPI Malang, Indonesia Email ¹*haremensi Abstrak Kebanyakan masyarakat memandang bahwa lansia adalah kelompok yang tidak produktif. Apalagi bila lansia tersebut disertai dengan disabilitas tertentu. Sebagian besar masyarakat memandang bahwa di usia yang makin lanjut, individu yang bersangkutan lebih menyusahkan karena tidak banyak yang dapat mereka lakukan. Namun demikian pemerintah telah menaruh perhatian khusus untuk para lansia dengan menerbitkan Undang-undang Republik Indonesia pada pasal 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia. Ini berarti bahwa lansia terutama yang dipandang masih potensial seyogyanya terus diberdayakan agar tetap produktif dalam masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan 1 kemampuan produktivitas lansia berkebutuhan khusus sebelum diberi pelatihan membuat taplak meja dari kain perca dan 2 kemampuan produktivitas lansia berkebutuhan khusus setelah diberi pelatihan membuat taplak meja dari kain perca. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif metode eksperimen. Desain penelitian menggunakan desain One Group Pretest-Postest. Sedangkan variabel yang digunakan adalah variabel bebas yakni pelatihan membuat taplak meja dari kain perca dan variabel terikat yakni kemampuan produktivitas lanjut usia. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif dengan penyajian data berupa tabel, grafik dan perhitungan persentase. Subjek penelitiannya adalah 2 orang lansia berkebutuhan khusus berusia 62 tahun dan 67 tahun. Kegiatan pelatihan dilaksanakan sebanyak 6x dengan durasi waktu 60 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan membuat taplak meja dari kain perca diperoleh nilai pre-test untuk subjek MS 47,5% dan subjek PS 57,5%. Sedangkan nilai postets subyek MS 80% dan subyek PS 87,5%. Jika dibandingkan hasil pre-test dan postest maka terdapat perubahan, yang berarti ada peningkatan produktivitas lansia setelah mendapat pelatihan. Peningkatan ini adalah MS mengalami peningkatan sebesar 32,5% dan PS sebesar 30%. Rata-rata peningkatan pada kedua subyek adalah 3,5%. Kata Kunci Lansia. Pelatihan; Produktivitas; Taplak Meja dari Kain Perca Abstract Most people view the elderly as a group that is not productive. Especially if the elderly are accompanied by certain disabilities. Most societies view that at an increasingly advanced age, the individual in question is more troublesome because there is not much they can do. However, the government has paid special attention to the elderly by issuing a Law of the Republic of Indonesia in article 13 of 1998 concerning the welfare of the elderly. This means that the elderly, especially those who are seen as still having potential, should continue to be empowered to remain productive in society. The purpose of this study is to describe 1 the productivity ability of the elderly with special needs before being given training in making tablecloths from patchwork and 2 the productivity ability of the elderly with special needs after being given training in making tablecloths from patchwork. This research includes quantitative research of experimental methods. The design study used the Design of One Group Pretest-Posttest. Meanwhile, the variable used is free, namely training in making tablecloths from patchwork and a bound variable, namely the productivity ability of the elderly. The data were analyzed using descriptive statistics with the presentation of data in the form of tables, graphs, and percentage calculations. The subjects of the study were 2 elderly people with special needs aged 62 years and 67 years. Training activities are carried out as many as 6x with a duration of 60 minutes. The results showed that the ability to make tablecloths from patchwork obtained pre-test values for MS subjects and PS subjects While the posttest value of MS subjects 80% and PS subjects When compared to the pre-test and posttest results, there are changes, which means that there is an increase in the productivity of the elderly after receiving training. This increase is that MS has increased by and PS by 30%. The average increase in both subjects was Keywords Church; Covid-19; Omnia In Caritate; Pastoral; Poor People JURNAL PELAYANAN PASTORAL Diterima Mei 2022 // Dikembalikan Juli 2022//Dipublikasikan Oktober 2022 Klemensia, Nini dan Maria I. Kofi //Meningkatkan Produktvitas Lansia dalam Membuat Taplak….// JPP Vol. 3 No. 2 Oktober 2022 88 PENDAHULUAN Lanjut usia menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 13 tahun 1998 adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun enam puluh tahun ke atas. Kategori lanjut usia atau lansia terdiri dari dua kategori yakni lanjut usia yang masih potensial dan lanjut usia yang tidak potensial. Lanjut usia potensial adalah lanjut usia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang dan /atau jasa. Sedangkan lanjut usia tidak potensial adalah lanjut usia yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya bergantung pada orang lain. Direktorat Jenderal kependudukan dan Pencatatan Sipil atau disebut Dukcapil mencatat bahwa di Indonesia ada 30,16 juta jiwa penduduk lanjut usia. Jumlah tersebut dirinci menjadi 4 kelompok yakni usia 75 tahun ke atas berjumlah jiwa, kelompok 70-74 tahun berjumlah jiwa, kelompok 65-69 tahun berjumlah dan kelompok 60-64 tahun berjumlah jiwa. Jumlah di atas memberikan gambaran bahwa jumlah lanjut usia di Indonesia akan bertambah dan hal ini memerlukan perhatian yang serius. Perhatian yang serius dalam arti bahwa kelompok lanjut usia karena telah mengalami berbagai penurunan dalam fisiknya maka perhatian akan kesehatan mesti dikedepankan dan selanjutnya dengan kesehatan yang terjamin mereka masih dapat diberdayakan agar mereka tetap berkontribusi dalam pembangunan di masyarakat. Lanjut usia dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok. Maryam, dkk 2008 33 menyebut 5 klasifikasi lanjut usia. Kelima klasifikasi yang dimaksud adalah1 Pralansia yaitu seseorang yang berusia antara 45-59 tahun, 2 Lansia yaitu seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih, 3 Lansia risiko tinggi yaitu seseorang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan Depkes RI, 2003, 4 Lansia potensial yaitu lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa Depkes RI, 2003, 5 Lansia tidak potensial yaitu lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain Depkes RI, 2003. Para lanjut usia meskipun kita tahu memiliki keterbatasan karena penurunan kondisi fisik namun mereka tetap mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 13 tahun 1998. Pada pasal 5 menyebutkan bahwa “sebagai penghormatan dan penghargaan kepada lanjut usia diberikan hak untuk meningkatkan kesejahteraan sosial yang meliputi beberapa hal dan salah satunya adalah pelayanan pendidikan dan pelatihan. Melalui pendidikan dan pelatihan diharapkan para lansia dapat diberdayakan sehingga mampu berpartisipasi di masyarakat sesuai kemampuannya. Masyarakat dewasa ini pada umumnya memandang bahwa lansia adalah kelompok yang tidak perlu lagi bekerja, cukup istirahat dan bersantai menikmati hari tua. Namun pandangan ini berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Sulandari dkk. Penelitian berjudul Bentuk-bentuk Produktivitas Orang Lanjut Usia dilakukan pada tahun 2009 mengungkap bahwa sebesar 57,5% subjek penelitian menjalani hidup yang aktif dan produktif. 39,1% diantaranya perempuan dan 60,9% laki-laki.Sulandari, 2009. Lebih lanjut dijelaskan bahwa 100% dari kelompok lansia yang tergolong aktif dan produktif mengaku merasa lebih senang dengan kehidupan yang dijalani saat ini. Sedangkan mereka yang tidak atau kurang produktif, hanya 52% dari mereka yang mengaku menikmati hidupnya saat ini. Hasil penelitian ini dapat memberi gambaran bahwa ketika seorang yang sudah lanjut usia dan masih memiliki potensi yang cukup baik kemudian mendapatkan kesempatan untuk tetap berkarya sesuai kemampuannya maka Klemensia, Nini dan Maria I. Kofi //Meningkatkan Produktvitas Lansia dalam Membuat Taplak….// JPP Vol. 3 No. 2 Oktober 2022 89 mereka akan lebih bertumbuh sehat, sejahtera dan menikmati hidupnya dengan lebih baik. Penelitian lain yang mendukung penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Kohar & Yunus 2020, Suhartini et al., 2010, Asrori, 2014, Sarima et al., 2017. Penelitian Suhartini et al., 2010 menyebut bahwa para lansia akan terpacu produktivitasnya apabila terus mendapatkan aktivitas olahraga secara teratur, terukur dan terus menerus serta yang sifatnya menyenangkan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Asrori, 2014 mengatakan bahwa lansia yang masih berpotensi untuk bekerja dapat diberi peluang bekerja guna memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya meski demikian penelitian ini juga mengatakan bahwa tingginya persentase lansia yang produktif masih bekerja mengindikasi bahwa kesejahteraan lansia masih rendah sehingga meskipun sudah lanjut usia terpaksa harus bekerja untuk memenuhi kehidupan ekonomi dalam keluarganya. Pada penelitian yang dilakukan oleh Kohar & Yunus 2020 menemukan bentuk-bentuk bimbingan Bina Kerja Lansia dalam meningkatkan produktivitas lansia dapat berupa penyuluhan dan pelatihan dan ditunjang oleh beberapa faktor pendukung yakni kesadaran dan semangat para lansia, respon masyarakat yang positif. Sarima et al., 2017 dalam penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel dukungan sosial keluarga dengan produktivitas lansia. Dukungan tersebut berupa dukungan secara emosional, penghargaan, dan instrumental. Jadi menurut penelitian ini, dukungan sosial yang baik dan positif dari keluarga bisa meningkatkan produktivitas lansia. Produktivitas menurut Rebecca Freemen dalam Martono 2019 adalah rasio antara besaran volume output terhadap besaran input yang digunakan. Output dalam hal ini adalah hasil dari pekerjaan sedangkan input adalah sumber daya. Simanjuntak dalam Candra Wijaya 2021 memandang produktivitas pada dasarnya mencakup sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan hari kemarin harus lebih baik dari hari ini.Candra Wijaya, 2021. Cara kerja hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hasil kerja yang dicapai esok hari harus lebih baik dari yang diperoleh hari ini. Merujuk pada pengertian produktivitas seperti diuraikan di atas maka konteks produktivitas dalam penelitian ini adalah upaya memberdayakan kelompok lansia yang berkebutuhan khusus agar dapat mencapai hasil kerja yang lebih baik dari hari kemarin. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas lansia lanjut usia di wisma lansia yang berada di Yayasan Bhakti Luhur kompleks Dieng Malang ditemukan bahwa ada 5 orang lanjut usia yang sudah mencapai usia 60 hingga 80 tahun. namun secara potensial mereka masih dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Selain itu mereka dapat juga mengikuti beberapa kegiatan keterampilan untuk mengisi waktu senggang mereka selain senam lansia dan kegiatan kerohanian lainnya. Keadaan ini mendorong peneliti untuk mencoba meningkatkan kemampuan mereka melalui pelatihan membuat taplak meja menggunakan kain perca. Pelatihan merupakan salah satu cara meningkatkan kemampuan seseorang agar dapat menghasilkan sesuatu yang berguna baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain dan lebih luas lagi adalah hasil kerjanya dapat memiliki nilai jual yang pantas. Menurut Sagian dalam Bongaya & Issn 2016 pelatihan adalah Proses belajar mengajar dengan menggunakan teknik dan metode tertentu. Secara konsepsional dapat dikatakan bahwa latihan dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan kerja seseorang atau sekelompok orang. Kegiatan/pelatihan dalam penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas lansia dalam hal membuat taplak meja dari kain perca yang pada akhirnya hasil keterampilannya nanti dapat berguna untuk orang lain maupun untuk kebutuhan di dalam rumah/wisma lansia itu sendiri. Terdapat berbagai model pelatihan yang banyak dikembangkan oleh para ahli dimana Klemensia, Nini dan Maria I. Kofi //Meningkatkan Produktvitas Lansia dalam Membuat Taplak….// JPP Vol. 3 No. 2 Oktober 2022 90 masing-masing model dikembangkan langkah-langkah latihannya sesuai dengan kemampuan dan kondisi sasaran pelatihan. Pelatihan membuat taplak meja dari kain perca yang dilaksanakan dalam penelitian ini mengikuti model CIE atau Center for international education.Mendrofa, 2021. Adapun Langkah-langkah pelatihannya yaitu 1 Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan, 2 merumuskan tujuan umum dan kusus, 3 menyusun soal pre-tes dan post-tes, 4 menyusun urutan kegiatan, dan 5 materi pelatihan, 6 melatih para pelatih dan staf program pelatihan, 7 melaksanakan ujian posttest, 8 melakukan penilaian program pelatihan dan 9 memberikan umpan balik. Dalam pelaksanaan pelatihan ini , peneliti mengikutsertakan para pendamping atau pengasuh para lansia untuk ikut serta dalam seluruh proses latihan. Pelatihan membuat taplak meja dengan menggunakan kain perca termasuk kegiatan yang menuntut suatu keterampilan. Sedangkan kain perca itu sendiri merupakan sisa-sisa kain potongan kecil atau limbah dari proses pembuatan pakaian oleh tukang jahit. Biasanya limbah dari proses jahit menjahit ini sudah tidak bermanfaat, tetapi dapat didaur ulang dan dapat disambung dengan cara menjahit menjadi produk yang berguna dan menarik. Dewasa ini aneka produk dari kain perca menjadi trend di kalangan masyarakat Indonesia bahkan juga dunia luar. Adapun karya-karya dari kain perca dapat berupa kemeja, seprei, alas vas bunga, kain tudung saji, dan taplak meja dan masih banyak lagi kreasi dengan bahan kain perca. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen yang merupakan salah satu metode dalam penelitian kuantitatif. Menurut Hadi 1985 dalam Jayantika, 2018 penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan 1 kemampuan produktivitas lansia berkebutuhan khusus sebelum diberi pelatihan membuat taplak meja dari kain perca dan 2 kemampuan produktivitas lansia berkebutuhan khusus setelah diberi pelatihan membuat taplak meja dari kain perca. Berdasarkan tujuan penelitian tersebut maka desain penelitian yang digunakan adalah desain One Group Pretest-Postest Design.Sugiyono, 1999. Pada tahap pertama pelaksanaan penelitian, terlebih dahulu diberikan pretest pada kelompok yang akan diberikan perlakuan. Tahap berikutnya atau tahap kedua, kelompok tersebut diberikan perlakuan. Dan pada tahap terakhir kelompok diberikan postest untuk melihat ada tidaknya pengaruh dari sebuah perlakuan. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas merupakan variabel yang mungkin menyebabkan, mempengaruhi, atau berefek pada outcome. Sedangkan variabel terikat merupakan hasil dari pengaruh variabel bebas.Creswell, 2014. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pelatihan membuat taplak meja dari kain perca. Sedangkan yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan produktivitas lanjut usia. Penelitian ini menggunakan subyek 2 orang lanjut usia dengan inisial MS berusia 62 tahun dan PS berusia 67 tahun. Perlu diketahui bahwa 2 subyek yang dimaksud adalah lansia dengan kebutuhan khusus tuna daksa. Instrumen yang digunakan adalah lembaran tes berisi 4 sub variabel dan 10 indikator. Lembar tes tersebut berisi 4 tahapan menjahit taplak meja dari kain perca dan 10 langkah atau indikator menjahit taplak meja dari kain perca. Tahapan penelitian ini meliputi pretest yang disebut O1. Pada tahap pretest peneliti melalukan observasi kegiatan membuat taplak meja dari kain perca dengan panduan lembar observasi. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian treatmen atau perlalukan yang disebut X.Sugiyono, 2017. Pada tahap ini peneliti memberikan pelatihan dengan materi latihan yang telah disiapkan. Frekuensi latihan 6 kali dengan durasi waktu 60 menit. Setelah kegiatan pelatihan kemudian Klemensia, Nini dan Maria I. Kofi //Meningkatkan Produktvitas Lansia dalam Membuat Taplak….// JPP Vol. 3 No. 2 Oktober 2022 91 dilakukan pengukuran akhir/posttest atau disebut O2 guna melihat efek dari sebuah perlakuan. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data statistic deskriptif dengan menyajikan data melalui tabel, grafik dan perhitungan persentase. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pelaksanaan pre-test dilakukan pada 2 subyek lansia di wisma lansia Dieng No. 40 Malang. Pada saat melakukan pre-test, subyek diberikan penjelasan tahapan membuat taplak dari kain perca terdiri dari 4 tahapan dan 10 indikator. Kesepuluh indicator yang dimaksudkan adalah 1 meletakan pola persegi diatas kain, 2 memegang spidol, 3 menggambar pola persegi diatas kain, 4 memegang gunting, 5 mengunting kain sesuai pola, 6 membalikan kain yang saling berhadapan dalam posisi terbalik, 7 memasukan benang pada lubang jarum, 8 menjahit sambung kain perca, 9 memasang taplak kain perca pada dasar, 10 menjahit seluruh pinggiran taplak. Setelah diberikan penjelasan kemudian subyek diminta untuk melakukan kegiatan dengan 10 langkah yang dijelaskan oleh peneliti. Hasil menunjukan bahwa subyek MS tampak tidak dapat melakukan langkah kegiatan yang ke 6, 7, 8, dan 10. Sedangkan langkah ke 1, 3, 5, dan 9 subyek MS mampu melakukan dengan banyak bantuan, sedangkan langkah ke 4 dilakukan dengan sedikit bantuan dan langkah kedua dilakukan dengan mandiri. Sedangkan subyek PS pada waktu pre-test langkah kegiatan yang ke 7 dan 10 tidak dapat dilakukan namun langkah ke 2 dan ke 4 dapat dilakukan dengan mandiri, sedangkan langkah ke 3 dilakukan dengan sedikit bantuan, dan Langkah ke 1, 5, 6, 8 dan 9 dilakukan dengan banyak bantuan. Terdapat 4 kriteria penilaian yakni pemberian nilai 1 apabila subyek tidak bisa melakukan tugas yang diberikan, nilai 2 apabila subyek bisa melakukan tugas namun memerlukan banyak bantuan, nilai 3 apabila subyek dapat melakukan tugas dengan sedikit bantuan, nilai 4 apabila subyek dapat melakukan tugas dengan baik dan mandiri. Dengan demikian skor tertinggi dalam penilaian ini adalah 4x10 indikator sama dengan 40. Adapun data hasil pretest dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Data Pre-Test Setiap Subjek Setelah dilakukan treatmen sebanyak 6 kali, Langkah selanjutnya adalah mengukur kemampuan akhir setiap subyek dengan menggunakan indikator yang sama seperti pada waktu mengukur kemampuan awal atau pre-test. Data hasil pelaksanaan postest pada subyek MS bila dibandingkan dengan data hasil pre-test terdapat perbedaan atau perubahan perolehan nilai pada setiap indikator atau disebut sebagai langkah latihan. Perbedaan atau perubahan perolehan nilai terlihat terjadi pada setiap indikator. Hanya indikator langkah ke 7 subyek MS tidak dapat melakukan karena belum ada alat bantu memasukkan benang pada lubang jarum. Sedangkan pada indikator langkah lainnya umumnya mengalami peningkatan dari kategori banyak bantuan menjadi sedikit bantuan hingga mandiri. Sementara subyek PS terdapat 1 indikator langkah di mana PS tidak dapat melakukan dengan alasan yang sama dengan MS. Sementara itu ada 2 indikator langkah di mana PS mampu melakukan dengan sedikit bantuan dan ada 7 indikator yang dapat dilakukan oleh PS secara mandiri. Adapun data hasil posttest dapat dilihat pada tabel 2. Klemensia, Nini dan Maria I. Kofi //Meningkatkan Produktvitas Lansia dalam Membuat Taplak….// JPP Vol. 3 No. 2 Oktober 2022 92 Tabel 2. Data Posttest Setiap Subjek Perbandingan hasil pre-test dan postest pada kedua subyek dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Data Perbandingan Pre-test dan Posttest Setiap Subjek Tabel 3 memberikan gambaran bahwa pelatihan membuat taplak meja dengan kain perca menunjukkan peningkatan. Hasil peningkatan ditunjukkan dengan adanya perubahan nilai pretest dan post-test yang diperoleh masing-masing subyek. Subyek MS mengalami peningkatan dengan rata-rata nilai 32,5% dan subyek PS mengalami peningkatan dengan rata-rata nilai 30%. Jadi rata-rata peningkatan kedua subyek adalah adalah 3,5%. Pembahasan Lansia yang masih potensial mempunyai hak yang sama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia. Pada Bab III tentang Hak dan Kewajiban pasal 5 poin ayat 2 dikatakan bahwa sebagai penghormatan dan penghargaan kepada lanjut usia diberikan hak untuk meningkatkan kesejahteraan sosial yang salah satunya meliputi pelayanan pendidikan dan pelatihan. Pelatihan itu sendiri merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan kerja seseorang atau sekelompok orang. Pelatihan membuat taplak meja dari kain perca dilaksanakan selama 2 minggu pada bulan Mei 2022. Pada awal sebelum melakukan pelatihan, peneliti melakukan identifikasi kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing subyek. Setelah melakukan identifikasi, selanjutnya dilakukan pre-test untuk masing-masing subyek guna mengetahui kemampuan awal subyek sebelum diberikan perlakuan. Setelah 6 kali pertemuan pelatihan dengan mengombinasi berbagai metode pemberian latihan maka akhir pelatihan dilakukan pengukuran kemampuan masing-masing subyek, Hasil postest menujukan bahwa ada peningkatan keterampilan setelah diberikan pelatihan atau perlakuan. Hal ini dapat berarti bahwa lansia yang disertai kebutuhan khusus jika diberikan kesempatan untuk berlatih secara konsisten maka akan mampu menghasilkan sesuatu yang berguna dan memiliki nilai ekonomi yang memadai. Dalam kegiatan pelatihan membuat taplak meja dari kain perca dua orang lansia dapat mengikuti proses latihan dengan baik namun perlu modifikasi beberapa bahan sesuai keadaan mereka. Bahan yang dimodifikasi ialah materi latihan terutama langkah-langkah latihan diatur dengan struktur yang tepat dengan pemberian informasi yang singkat namun jelas. Selain itu bahan yang digunakan juga disesuaikan misalnya pensil menggambar diganti dengan spidol untuk memberi warna atau garis yang lebih kontras, memasukkan benang ke jarum menggunakan kaca pembesar dengan alat bantu memasukkan benang. Waktu lebih fleksibel artinya tidak tergesa-gesa dan suasana yang dikondisikan sedemikian sehingga lebih menyenangkan. Hal ini diperjelas oleh Boedhi-Darmojo, 2013 bahwa karena telah lanjut usia mereka sering kali dianggap terlalu Klemensia, Nini dan Maria I. Kofi //Meningkatkan Produktvitas Lansia dalam Membuat Taplak….// JPP Vol. 3 No. 2 Oktober 2022 93 lamban, dengan daya reaksi yang lambat dan kesigapan dan kecepatan bertindak dan berpikir yang menurun, Boedhi-Darmojo, 2013. Oleh karena itu pemberian latihan dengan memperhitungkan karakteristik mereka lebih memungkinkan mereka untuk mencapai kemahiran yang memadai. Dan mereka masih tetap produktif meskipun telah lanjut usia. Ketika mereka memiliki kemahiran yang memadai mereka mampu dan layak mendapatkan kesempatan kerja yang baik sesuai situasi dan kondisi mereka. KESIMPULAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa pelatihan membuat taplak meja bagi lansia berkebutuhan khusus dapat meningkatkan produktivitas mereka. Produktivitas yang dimaksudkan disini adalah adanya perubahan hasil kerja dari yang kurang menjadi lebih baik atau meningkat setelah memperoleh pelatihan. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan nilai subyek MS pada sesi pre-tes berada pada kategori kurang dan subyek PS berada pada kategori cukup. Setelah memperoleh pelatihan, kemudian dilakukan postest maka perolehan kategori kemampuan produktivitas berubah menjadi baik untuk subyek MS dan kategori sangat baik untuk subyek PS. Pelaksanaan pelatihan ini diatur dengan membuat tahapan-tahapan keterampilan membuat taplak meja dari kain perca selanjutnya tahapan-tahapan tadi disusunlah langkah-langkah kegiatan yang terstruktur dengan ringkas, padat dan jelas. Hal ini memudahkan lansia berkebutuhan khusus untuk melakukan setiap langkah latihan tanpa banyak kesulitan. Dengan penstrukturan yang jelas akan membantu lansia berkebutuhan khusus untuk mengingat setiap detail tugas yang hendak dikerjakan. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada lansia yang berkebutuhan khusus di Bhakti Luhur Jl. Terusan Dieng Malang , peneliti mengemukakan beberapa saran yaitu yang pertama untuk para pemangku kepentingan di Yayasan Bhakti Luhur agar menyediakan tempat dan kesempatan seluas-luasnya bagi lansia berkebutuhan khusus dan masih produktif untuk tetap memperoleh aneka pelatihan yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan mereka . Dengan demikian para lansia yang berkebutuhan khusus dapat berkesempatan untuk berkontribusi dalam kehidupan di lingkup keluarga/wisma maupun di masyarakat sejauh mereka diperlukan. Kedua, bagi para pendamping, penanggung jawab ataupun peneliti yang lain agar bisa melanjutkan pelatihan ini dengan kreasi yang lain selain yang telah dihasilkan dalam penelitian ini. Klemensia, Nini dan Maria I. Kofi //Meningkatkan Produktvitas Lansia dalam Membuat Taplak….// JPP Vol. 3 No. 2 Oktober 2022 94 DAFTAR PUSTAKA Kusnandar, Viva Budi. 2022, “ Ada 30 Juta Penduduk Lansia di Indonesia pada 2021” diakses pada 27 September 2021 pukul pm. Maryam, Mia Fatma Ekasari, Rosidawati, Ahmad Jubaedi, Irwan Batubara. 2008, “Mengenal usia Lanjut dan Perawatannya” diakses 28 September 2022. Asrori, Y. 2014. Produktivitas Lansia di Karangwredha Puntodewo Kelurahan Tanggung Kecamatan Kepanjen Kidul Kota Blitar. Jurnal Ners dan Kebidanan Journal of Ners and Midwifery, 12, 140–143. Boedhi-Darmojo. 2013. Geriatri. K. P. Hadi Martono, Ed.. Jakarta Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Bongaya, J. I., & Issn, X. I. X. 2016. 2,851 > t, Xix, 1–20. Candra Wijaya, H. O. M. 2021. Produktivitas Kerja Analisis Faktor Budaya Organisasi, Kepemimpinan Spritual, Sikap Kerja dan Motivasi Kerja Untuk Hasil Kerja Optimal. Rahmat Hidayat, Ed.. JAkarta Kencana. Creswell, J. W. 2014. Research DesignPendekatan, Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran Empat. Yogyakarta Pustaka Pelajar. Jayantika, I. P. A. A. P. dan I. G. A. N. T. 2018. Panduan Penelitian Experimen Beserta Analisis Statistik Dengan SSPS. Yogyakarta Budi Utama. Kohar, A., & Yunus, M. A. 2020. Bimbingan Bina Keluarga Lansia BKL dalam Meningkatkan Lansia yang Produktif. 11, 84. Diambil dari Martono, R. V. 2019. Analisis Produktivitas dan Efisiensi. Jakarta Gramedia Pustaka Utama. Mendrofa, O. 2021. Model Pelatihan Berorientasi Problem Based Learning Sekolah Menengah Kejuruan. Safrinal, Ed.. Sumatera Barat Azka Pustaka. Sarima, A., Abdullah, N., & Hamiyati, H. 2017. Hubungan Dukungan Sosial Keluarga Dengan Produktivitas Lansia. JKKP Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan, 41, 33–38. Siti Maryam, dkk. 2008. Mengenai Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta Salemba medika. Diambil dari Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan RD. Pertama.. Bandung Alfabeta. Sugiyono, P. D. 2017. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan R&D 26 ed.. Bandung Alfabeta. Suhartini, B., Fik, D., & Negeri, U. 2010. Oleh  Bernadeta Suhartini. Medikora, v2, 131–140. Sulandari, S. 2009. Bentuk-Bentuk Produktivitas. Indigenous, Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi, 111, 58–68. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this SarimaNurlaila Abdullah Hamiyati HamiyatiKuantitas lanjut usia yang besar di Indonesia dimaknai sebagai keberhasilan pembangunan manusia dengan indikator bertambahnya usia harapan hidup. Hal ini juga menghadirkan tantangan mengenai angka ketergantungan hidup yang akan berkolerasi dengan beban ekonomi yang ditanggung keluarga untuk membiayai kehidupan, pendidikan dan kesehatan lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan sosial keluarga dengan produktivitas pada lansia. Penelitian ini dilaksanakan di Yayasan Bhakti Pertiwi Kelurahan Jatinegara Penelitian ini telah dilaksanakan di Kecamatan Cakung selama 3 bulan terhitung dari bulan Febuari - April 2017. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survey dengan pendekatan korelasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling dengan jumlah responden sebanyak 60 orang lansia dari populasi sebanyak 72 lansia yang telah memasuki usia 60 tahun keatasdan yang bertempat tinggal bersama dengan anggota keluarganya. Data yang dikumpulkan dengan kuisoner 2 variabel yaitu variable dukungan sosial keluarga dan variable produktivitas lansia dengan jumlah total sebanyak 42 item pertanyaan. Analisis data menggunakan analisis korelasi dibantu dengan bantuan Aplikasi SPPS. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa dukungan sosial keluarga dan produktivitas lansia di Yayasan Bhakti Pertiwi memiliki korelasi yang kuat yaitu r = 0,701. Dengan perasamaan regresi sebesar Y= 19,080 + 0,468 X dengan p = Koefisien determinasi yang diperoleh sebesar 0,49 yang berarti sebesar 49 % dukungan sosial keluarga secara signifikan mempengaruhi produktivitas lansia dan sisanya sebanyak 51% dipengaruhi oleh variable lain diluar variabel dukungan sosial 30 Juta Penduduk Lansia di Indonesia pada 2021Viva KusnandarBudiKusnandar, Viva Budi. 2022, " Ada 30 Juta Penduduk Lansia di Indonesia pada 2021" diakses pada 27 September 2021 pukul usia Lanjut dan PerawatannyaR Siti MaryamMia Fatma EkasariAhmad RosidawatiIrwan Maryam, Mia Fatma Ekasari, Rosidawati, Ahmad Jubaedi, Irwan Batubara. 2008, "Mengenal usia Lanjut dan Perawatannya" diakses 28 September Lansia di Karangwredha Puntodewo Kelurahan Tanggung Kecamatan Kepanjen Kidul Kota BlitarY AsroriAsrori, Y. 2014. Produktivitas Lansia di Karangwredha Puntodewo Kelurahan Tanggung Kecamatan Kepanjen Kidul Kota Blitar. Jurnal Ners dan Kebidanan Journal of Ners and Midwifery, 12, 140-143. Kerja Analisis Faktor Budaya OrganisasiCandra WijayaCandra Wijaya, H. O. M. 2021. Produktivitas Kerja Analisis Faktor Budaya Organisasi, Kepemimpinan Spritual, Sikap Kerja dan Motivasi Kerja Untuk Hasil Kerja Optimal. Rahmat Hidayat, Ed.. JAkarta DesignPendekatan, Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran EmpatJ W CreswellCreswell, J. W. 2014. Research DesignPendekatan, Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran Empat. Yogyakarta Pustaka Bina Keluarga Lansia BKL dalam Meningkatkan Lansia yang ProduktifA KoharM A YunusKohar, A., & Yunus, M. A. 2020. Bimbingan Bina Keluarga Lansia BKL dalam Meningkatkan Lansia yang Produktif. 11, 84. Diambil dari Produktivitas dan EfisiensiR V MartonoMartono, R. V. 2019. Analisis Produktivitas dan Efisiensi. Jakarta Gramedia Pustaka Pelatihan Berorientasi Problem Based Learning Sekolah Menengah KejuruanO MendrofaMendrofa, O. 2021. Model Pelatihan Berorientasi Problem Based Learning Sekolah Menengah Kejuruan. Safrinal, Ed.. Sumatera Barat Azka Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta Salemba medikaSiti MaryamSiti Maryam, dkk. 2008. Mengenai Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta Salemba medika. Diambil dari d&pg=PA33v=onepage&q&f=false
Berikutadalah cara membuat sprei dan taplak meja dari kain percaSemoga bermanfaat
Sekarangsaatnya kamu mengetahui cara membuat makrame yang simple untuk hiasan deh, yuk intip di sini: Bahan-bahan: Tali (bisa memilih jenis katun braid, ukuran 6 mm, 14 buah) Untuk menghasilkan karya dengan ukuran satu meter, biasanya membutuhkan tali kira-kira 5-7 kalinya. Tongkat/ranting kayu besar.
4 Pensil dan Kertas. Pensil dan kertas diperlukan untuk membuat desain pola sulaman yang hasilnya bisa di jiplak di kain dengan menggunakan karbon sebagai perantaranya. Untuk motif yang akan digunakan beberapa kali sebaiknya gunakan kertas yang tidak mudah rusak seperti kertas samson. 5. Karbon Jahit.
LimbahAnorganik Ada di Sekitar Kita, Ini Jenis dan Cara Tepat Mengolahnya. Contoh limbah anorganik antara lain limbah kimia dari pabrik, logam dan produk-produk olahannya, plastik, kaca, keramik, hingga kain. Limbah jenis ini tidak bisa terurai oleh alam dan harus diolah dengan baik agar tidak jadi sumber penyakit. 3.65.
Isilahcelah di antara ubin. Nat harus agak menutupi mozaik agar celah di antara ubin tertutup rapat. 9. Diamkan nat selama 20 menit atau sesuai waktu yang disarankan pada kemasannya. Seka mozaik dengan spons bersih dan air hangat. Bilaslah spons secara teratur saat Anda menyeka nat dari permukaan ubin. 10.
CpZy5. 3ukn4tm5cp.pages.dev/2843ukn4tm5cp.pages.dev/2703ukn4tm5cp.pages.dev/1653ukn4tm5cp.pages.dev/2253ukn4tm5cp.pages.dev/2063ukn4tm5cp.pages.dev/333ukn4tm5cp.pages.dev/813ukn4tm5cp.pages.dev/713ukn4tm5cp.pages.dev/38
membuat taplak meja dengan teknik aplikasi perca adalah